Agama Islam adalah agama rahmatan lil’alamin yang Allah turunkan kepada ummatnya sejak manusia pertama, yakni Nabi Adam AS, Allah menurunkannya secara sistematis dan berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya. Tetapi tahap terakhir proses menurunan agama Islam terjadi pada masa kerasulan Muhammad SAW. Islam sebagai agama yang Allah turunkan belum dinyatakan secara eksplisit pada masa kerasulan sebelum Muhammad SAW, tetapi makna dan substansi ajarannya secara implisit memiliki persamaan dalam ajaran Tauhid dan yang dapat dipahami dari pernyataan sikap para Rasul, seperti Firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah:132 yang artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’kub. (Ibrahim berkata): Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”
Dalam Buku PAI di Perguruan Tinggi Umum oleh Nurhasanah,( 2018: 208-209) menyebutkan bahwa ada beberapa karakteristik dari ajaran agama Islam yaitu:
- Sesuai fitrah manusia, yaitu mulai dari segi keyakinan, jiwa dan perasaan serta pemikiran, dapat memberikan mamfaat tanpa adanya petentangan dengan menempatkan manusia itu di posisi yang benar. ( Qs. Al-Rum: 30).
- Ajarannya sempurna, mencakup seluruh segi kehidupan manusia, yang diuraikan secara ekplisit dam implisit. Sedangkan untuk mengetahui petunjuk yang besifatnya implisit dilakukan dengan ijtihat. (Qs. Al-Maidah: 3).
- Kebenarannya mutlak, karena datangnya dari Allah yang Maha Benar. Yang dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. ( Qs. Al-Baqarah: 147).
- Islam itu seimbang, yang perlu dijaga denempatkan sesuatu sesuai dengan proporsionalnya. (Qs. Al-Baqarah ayat 143).
- Fleksibel, sesuai dengan kemampuan manusia, dengan tidak meringan- ringankan dan memberat-beratkan. ( Qs. Al-Baqarah; 286).
- Sifatnya Universal, artinya berlaku untuk semua.( Qs. Al-Ahzab: 40).
- Sesuai dengan akal artinya manusia termotivasi untuk menggunakan akal pikirannya melalui proses belajar atau pendidikan. (Qs. Al-Mujadalah: 11).
- Seluruh ajarannya berisikan “Tauhid” yang mencerminkan ketauhidan terhadap Allah SWT.
Dari karakteristik tersebut diatas, maka ajaran agama Islam adalah ajaran yang fungsinya sebagai rahmatan lil’alamin. Karena fungsinya sebagai rahmatan lil’alamin, maka dalam pelaksanaannya tidak pernah terbentur dengan kondisi apapun,sehingga dapat terjalin ukhwah insaniyah dengan baik antar sesama.
Untuk meningkatkan ukhwah insaniyah, peran pendidikan agama Islam sangat penting. Pendidikan agama Islam tidak hanya bisa terlaksana di sekolah-sekolah atau lembaga formal akan tetapi juga dapat dilaksanakan, di lembaga non formal seperti masjid, dayah, majlis ta’lim dan center yang di dirikan sebagai tempat mempelajari ilmu-ilmu agama.
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang bersumber dari ajaran Islam, yang dilakukan secara berencana dan secara sadar, dalam rangka mengajar, mendidik, dan membimbing, agar adanya perubahan dari tingkah laku dan perbuatan. Sekaligus terbentuknya pribadi yang paripurna yang bersumber dari ajaran Islam itu sendiri. Yang dimplementasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga bahagia di dunia dan di akhirat.
Menurut Zakiah Darajat (2008: 86), ada tiga makna dari pendidikan agama Islam; a) Pendidikan agama Islam adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh seorang guru yakni melalui mendidik, membimbing, dan mengasuh sehingga anak didik setelah selesai pendidikannya dapat mengamalkan ajara agama Islam dan dapat menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life); b) Pendidikan agama Islam dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam; c) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang bersumber dari ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, mengahayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
Pendidikan agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak, diharapkan setelah selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman dan jalan kehidupan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ukhwah insaniyah adalah persaudaraan sesama manusia, bahwa semua umat manusia adalah ciptaan Allah SWT dari unsur yang satu. Akan tetapi perbedaan keyakinan dalam beragama merupakan sebuah kebebasan pilihan yang Allah berikan yang harus dihargai dan dihommati antar sesama pemeluk agama.
Mengutip buku Dakwah Multikultural oleh Dasep Bayu Ahyar dkk, tujuan dari ukhuwah insaniyah adalah untuk menjalin satu hubungan baik antar manusia, karena keseluruhan umat manusia itu bersaudara dan bersumber dari ayah dan ibu yang sama yakni Nabi Adam dan Siti Hawa. Hal ini berarti bahwa manusia itu diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Islam memandang semua manusia mengisyaratkan adanya Ukhuwah Insaniyah sebab dalam persaudaraan ini juga tidak memandang perbedaan agama, bahkan persaudaraan ini merupakan persaudaraan dalam arti yang umum sehingga tidak dibenarkan adanya saling menyakiti, mencela atau perbuatan buruk lainnya.
Budhi Munawwar dalam Nurhasanah mengatakan bahwa dalam kehidupan beragama, tantangan teologis paling kuat adalah bagaimana seorang beragama bisa mendefinisikan dirinya di tengah-tengah agama lain. Atau istilah yang lebih teknis yang biasa dipakai dalam literature teologi kontemporer bagaimana bisa berteologi dalam konteks agama-agama.